SMPN2ANGKINANG
this site the web

PERMEN DIKNAS NO 1 THN 2005





SALINAN





PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 1 TAHUN 2005


TENTANG
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang  : a.  bahwa pemerintah wajib menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu untuk setiap warga negara;
b.  bahwa  dalam  rangka  menjamin  terselenggaranya  pendidikan yang     bermutu           perldilakukan   berbagai      upaya untuk peningkatan    mutu, serta           pemantauan    dan pengendalian kompetensi lulusan;
c.  bahwa    dalam    rangka    upaya   peningkatan    mutu    serta pemantauan              dan        pengendalian       kompetensi    lulusan   perlu dilakukan ujian nasional;
d.  bahwa  untuk  kelancaran  pelaksanaan  ujian  nasional,  perlu disusun sistem penyelenggaraan ujian nasional;
e.  bahwa sehubungan dengan butir a, b, c, dan d dipandang perlu
menetapkan  Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  tentang
Ujian Nasional tahun pelajaran 2004/2005;


Mengingat   : 1.  Undang-undang    Nomor   20   Tahun   2003   tentang   Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2.  Undang-undang  Nomor  32  Tahun  2004  tentang  Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437);


3.  Peraturan    Pemerintah    Nomor    28    Tahun    1990    tentang Pendidikan  Dasar  (Lembaran  Negara  Tahun  1990  Nomor  36, Tambahan  Lembaran  Negara  Nomor  3412)  sebagaimana  telah diubah  dengan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  55  Tahun  1998
(Lembaran    Negara    Tahun    1998   Nomor    90,    Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3763);
4.  Peraturan    Pemerintah    Nomor    29    Tahun    1990    tentang
Pendidikan  Menengah  (Lembaran  Negara  Tahun  1990  Nomor
37TambahaLembaraNegara  Nomor  3413)  sebagaimana telah  diubah  dengan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  56  Tahun
1998  (Lembaran  Negara  Tahun  1998  Nomor  91,  Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3764);
5.  Peraturan    Pemerintah    Nomor    72    Tahun    1991    tentang
Pendidikan Luar Biasa (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor
94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3460);
6.  Peraturan    Pemerintah    Nomor    25    Tahun    2000    tentang Kewenangan  Pemerintah  dan  Kewenangan  Provinsi  sebagai Daerah  Otonom  (Lembaran  Negara  Tahun  2000  Nomor  54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
7.  Peraturan    Pemerintah    Nomor    106   Tahun    2000   tentang
Pengelolaan    dan    Pertanggungjawaban    Keuangan    Dalam
Pelaksanaan  Dekonsentrasi  dan Tugas  Pembantuan  (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 203, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4023);
8.  Keputusan  Presiden  Republik  Indonesia  Nomor  177  Tahun
2000   tentang   Susunan   Organisasi   dan   Tugas   Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001;
9.  Keputusan  Presiden  Republik  Indonesia  Nomor  102  Tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi,   dan   Tatakerja   Departemen   sebagaimana   telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2004;
10.Keputusan  Presiden  Republik  Indonesia  Nomor  187/M  Tahun
2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;
11.Keputusan  Menteri  Pendidikan  Nasional  Nomor  114/U/2001
tentang Penilaian Hasil Belajar Secara Nasional;




MEMUTUSKAN :


Menetapkan :    PERATURAN      MENTERI      PENDIDIKAN      NASIONAL TENTANG                     UJIAN    NASIONAL    TAHUN    PELAJARAN
2004/2005.


Pasal 1


Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
1.     Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
2.     Kurikulum  1994  adalah  kurikulum  pendidikan  dasar  dan  menengah  yang
sudah berlaku secara nasional sejak tahun pelajaran 1994/1995 berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan  Kebudayaan  No.060/U/93  Tahun
1993,  No.061/U/93  Tahun  1993,  No.080/U/93  Tahun  1993,  No.126/U/93
Tahun 1993, dan No.129/U/93 Tahun 1993.
3.     Kurikulum  2004  adalah  kurikulum  pendidikan  dasar  dan  menengah  yang sudah    diterapkan            secara          terbatas mulai      tahun    pelajaran               2001/2002
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No.399a/C.C2/Kep/DS/2004  Tahun  2004,  Keputusan  Direktur  Pendidikan Menengah                   Umum    No.    766a/C4/MN/2003    Tahun    2003,    dan    No.
1247a/C4/MN/2003 Tahun 2003.
4.     Kompetens Keahlia adala kemampua tekni pesert didi sekolah menengah kejuruan.
5.     Satuan  Pendidikan  adalah  Sekolah  Menengah  Pertama  (SMP),  Sekolah
MenengaPertamLuar  Biasa  (SMPLB),  Madrasah  Tsanawiyah  (MTs), Sekola Menenga Ata (SMA) Sekola Menenga Ata Lua Biasa
(SMALB) Madrasa Aliya (MA) da Sekola Menenga Kejuruan
(SMK).
6.     Sekolah/madrasah   Penyelenggara   adalah   SMP,   SMPLB,   MTs,   SMA, SMALB,  MA,  dan  SMK  yang  ditetapkan  sebagai  penyelenggara  Ujian
Nasional.
7.     Ijazah adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh satuan pendidikan yang menyatakan  bahwa  peserta  didik  telah  tamat  satuan  pendidikan  dan  lulus
Ujian Nasional.
8.     Pemerintah adalah Pemerintah Pusat Republik Indonesia.
9.     Departemen adalah Departemen Pendidikan Nasional.
10.   Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional.
11.   Pusat  Penilaian  adalah  Pusat  Penilaian  Pendidikan,  Badan  Penelitian  dan
Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional.
12.   Direktorat   Jenderal   adalah   Direktorat   Jenderal   Pendidikan   Dasar   dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
13.   Dinas Provinsi adalah Dinas yang menangani bidang pendidikan di Provinsi.






14.   Kanwil adalah Kantor Wilayah Departemen Agama di Provinsi.
15.   Dinas Kabupaten/Kota adalah Dinas yang menangani bidang pendidikan di
Kabupaten/Kota.
16.   Kandep adalah Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.


Pasal 2


Pada Tahun Pelajaran 2004/2005, Pemerintah menyelenggarakan Ujian Nasional untuk   mata            pelajaran             yang   ditentukan   yang   diikuti   oleh   peserta   didik SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK.


Pasal 3


Ujian   Nasional   bertujuan   untuk   mengukur   dan   menilai   kompetensi   ilmu pengetahuan  dan  teknologi  peserta  didik  pada  mata  pelajaran  yang  ditentukan, dalam rangka pencapaian standar nasional pendidikan.


Pasal 4


Ujian Nasional digunakan sebagai dasar untuk:
a.  penentuan kelulusan peserta didik dari suatu satuan pendidikan;
b.  pertimbangan  dalam  penerimaan  peserta  didik  baru  pada  jenjang  pendidikan selanjutnya;
c.  pertimbangan dalam pemetaan mutu pendidikan secara nasional;
d.  pertimbangan dalam akreditasi satuan pendidikan.


Pasal 5


(1)   Setiap  peserta  didik  yang  belajar  pada  tahun  terakhir  SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK berhak mengikuti Ujian Nasional.
(2)   Untuk mengikuti Ujian Nasional, peserta didik harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada satuan pendidikan sekurang-kurangnya sampai dengan semester I tingkat terakhir;
b. memiliki  nilai  kelompok  pendidikan  agama  dan  kepribadian/budipekerti
sekurang-kurangny bai berdasarka penilaia yan dilakuka oleh satuan pendidikan;
c. memiliki    ijazah    atau    surat    keterangan    lain    yang    setara,    atau berpenghargaan   sama,   dengan   ijazah   dari   satuan   pendidikan   yang
setingkat lebih rendah.
(3)     Peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah tidak dapat  mengikuti  Ujian  Nasional  di  satuan  pendidikan  yang  bersangkutan,
dapat mengikuti Ujian Nasional di satuan pendidikan lain.








(4)     Peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah tidak dapat  mengikuti  Ujian  Nasional  Utama  dapat  mengikuti  Ujian  Nasional Susulan.
(5)     Setiap  peserta  didik  pada  tahun  pelajaran  terakhir  satuan  pendidikan  wajib mengikuti satu kali Ujian Nasional tanpa dipungut biaya.
(6)     Peserta  didik  yang  belum  lulus  Ujian  Nasional  berhak  mengikuti  Ujian
Nasional berikutnya tanpa dipungut biaya.


Pasal 6


(1) Mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional:
a.  Untuk jenjang SMP, MTs, dan SMPLB meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, dan Matematika;
b.  Untuk  jenjang  SMA  dan  MA  program  studi  IPA  meliputi  Bahasa  dan
Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika;
c.  Untuk  jenjang  SMA  dan  MA  program  studi  IPS  meliputi  Bahasa  dan
Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ekonomi;
d.  Untuk  jenjang  SMA  dan  MA  program  studi  Bahasa  meliputi  Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Asing Lainnya;
e.  Untuk  jenjang  SMALB  meliputi  Bahasa  Indonesia,  Bahasa  Inggris,  dan
Matematika;
f Untuk   jenjang   SMK    meliputi   Bahasa    Indonesia,    Bahasa    Inggris, Matematika, dan Kompetensi Keahlian.
(2) Ketentuan untuk SMPLB dan SMALB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
butir     a    dan  e,     hanya  berlaku  untuk  program  tunanetra,  tunarungu, tunadaksa, dan tunalaras.


Pasal 7


(1)   Ujian Nasional dilaksanakan dua kali, terdiri atas:
a.   Ujian Nasional yang pertama dilaksanakan antara minggu kedua bulan
Mei 2005 dan minggu pertama bulan Juni 2005;
b.   Ujian  Nasional  yang  kedua  dilaksanakan  antara  minggu  kedua  bulan
Oktober 2005 dan minggu pertama bulan November 2005.
(2)   Ujian   kompetensi   keahlian   dilaksanakan   sebelum   pelaksanaan   Ujian
Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1).


Pasal 8


(1)   Standar Kompetensi Lulusan disusun dengan mengacu pada Kurikulum 1994
dan Kurikulum 2004.
(2)   Standar Kompetensi Lulusan yang pencapaiannya akan diukur melalui Ujian
Nasional tercantum pada Lampiran I Peraturan ini.







Pasal 9


(1)   Soal   ujian   diambil   dari   Bank   Soal   dengan   memperhatikan    Standar
Kompetensi Lulusan dan sebaran tingkat kesulitan soal.
(2)   Bank Soal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas bank soal yang disusun  atas  dasar  kurikulum  1994  dan  bank  soal  yang  disusun  atas  dasar kurikulum 2004.
(3)   Bank Soal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan dan dikelola
oleh Pusat Penilaian.


Pasal 10


(1)   Penggandaan  soal  ujian  dilakukan  di  tingkat  provinsi  oleh  perusahaan percetakan setempat yang diusulkan oleh gubernur kepada Menteri.
(2)   Perusahaan  percetakan  sebagaimana  dimaksud  dalam  ayat  (1)  dinilai  dan diverifikasi kelayakan teknisnya yang meliputi:
a.   catatan integritas dan kredibilitas perusahaan percetakan;
b.   jenis,  jumlah, dan kualitas peralatan percetakan yang akan dipakai untuk melaksanakan pekerjaan;
c.   kualitas hasil cetakan;
d.   lokasi,   ruang   penyimpanan    hasil   cetakan,   dan   ruang   serta   alat pemusnahan barang cetakan yang tidak memenuhi syarat;
e.   sistem pengamanan dan penjaminan kerahasiaan Soal Ujian Nasional dan dokumen pendukungnya;
f.   integritas, kompetensi teknis dan jumlah karyawan.
(3)   Penilaian dan verifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan oleh Pusat Penilaian.
(4)   Hasil  penilaian  dan  verifikasi  oleh  Pusat  Penilaian  disampaikan  kepada
Menteri untuk ditetapkan sebagai calon perusahaan percetakaan yang layak.
(5)   Gubernur    menetapkan   perusahaan   percetakan    dari   calon   perusahaan percetakaan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
(6)   Dalam  hal  gubernur  tidak  dapat  mengusulkan  perusahaan  percetakan  yang memenuhi  syarat  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)  dari  wilayahnya,
maka  gubernur  dapat  mengusulkan  perusahaan  percetakan  dari  daerah  lain kepada Menteri.

















Pasal 11


(1)   Dalam pelaksanaan Ujian Nasional, Menteri bertanggungjawab untuk:
a.  menetapkan standar kompetensi lulusan;
b.  menetapkan Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional;
c.  menetapkan  sekolah  penyelenggara  untuk  peserta  didik  pada  Sekolah
Indonesia di luar negeri;
d.  menyediakan soal Ujian Nasional;
e.  mengamankan   dan   menjaga   kerahasiaan   soal   ujian   dan   dokumen pendukungnya;
f menyediakan lembar jawaban Ujian Nasional;
g.  menetapkan    jumlah    dan    sumber    dana    yang    diperlukan    untuk penyelenggaraan Ujian Nasional;
h.  menyediakan blanko ijazah;
i.   menggandakan soal ujian untuk peserta ujian di luar negeri;
j.   menetapkan calon perusahaan percetakaan yang layak;
k.  mengkoordinasikan dan melakukan supervisi pengolahan hasil ujian;
l.   menetapkan ambang kelulusan Ujian Nasional;
m. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Ujian Nasional.


(2)   Dalam pelaksanaan Ujian Nasional, gubernur bertanggungjawab untuk:
a.  menetapkan  perusahaan  percetakan  dari  calon  perusahaan  percetakaan yang layak;
b.  menetapkan  sekolah/madrasah  penyelenggara  untuk  peserta  didik  pada
SMA, MA, SMK, SMPLB, dan SMALB;
c.  mengkoordinasikan pelaksanaan ujian nasional di wilayahnya;
d.  menggandakan soal ujian;
e.  mengamankan  dan  menjagkerahasiaan  soal  ujianLembar  Jawaban
Ujian  Nasional  yang  sudah  diisi  oleh  peserta  ujian,  dan  dokumen pendukungnya;
f mengkoordinasikan pengolahan hasil ujian di wilayahnya;
g.  menjamin  integritas  pengolahan  Lembar  Jawaban  Ujian  Nasional  yang dilakukan oleh Tim Pengolah Hasil Ujian di provinsi;
h.  menjamin  kredibilitas hasil Ujian Nasional per satuan pendidikan  yang diterbitkan oleh Tim Pengolah Hasil Ujian di provinsi;
i.   memantau   dan   mengevaluasi   penyelenggaraan   Ujian   Nasional   di wilayahnya;
j.   melaporkan pelaksanaan ujian di wilayahnya kepada Menteri.















(3)    Dala pelaksanaa Ujia Nasional bupati/walikot bertanggungjawab
untuk:
a.  menetapkan  sekolah/madrasah  penyelenggara  untuk  peserta  didik  pada
SMP dan MTs;
b.  mengkoordinasikan pelaksanaan ujian nasional di wilayahnya;
c.  mengamankan   dan   menjaga   kerahasiaan   soal   ujian   dan   dokumen pendukungnya;
d.  menjamin integritas pengumpulan Lembar Jawaban Ujian Nasional yang
dilakukan    oleh    Dinas    Kabupaten/Kota    dari    satuan    pendidikan penyelenggara Ujian Nasional;
e.  mengirimkan  lembar  jawaban  sebagaimana  dimaksud  pada  huruf  d  ke
Tim Pengolah Hasil Ujian di provinsi;
f mengamankan dan menjaga kerahasiaan lembar jawaban Ujian Nasional yang sudah diisi oleh peserta ujian beserta dokumen pendukungnya;
g.  mengirimkan  hasil  Ujian  Nasional  ke  sekolah/madrasah  penyelenggara ujian;
h.  memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan ujian di wilayahnya;
i.   melaporkan  pelaksanaan  ujian  di  wilayahnya  kepada  Menteri  melalui gubernur.


(4)    Dalam  pelaksanaan  Ujian  Nasional  di  luar  negeri,  Duta  Besar  Republik
Indonesia bertanggungjawab untuk:
a.  menetapkan calon peserta Ujian Nasional;
b.  mengamankan   dan   menjaga   kerahasiaan   soal   ujian   dan   dokumen pendukungnya;
c.  mengkoordinasikan pelaksanaan ujian nasional di wilayahnya;
d.  mengamankan dan menjaga kerahasiaan lembar jawaban Ujian Nasional yang sudah diisi oleh peserta ujian beserta dokumen pendukungnya;
e.  memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan ujian di wilayahnya;
f melaporkan pelaksanaan ujian di wilayahnya kepada Menteri.


(5)    Sekolah/madrasah penyelenggara bertanggungjawab untuk:
a.  melakukan pendataan calon peserta Ujian Nasional;
b.  mengamankan   dan   menjaga   kerahasiaan   soal   ujian   dan   dokumen pendukungnya;
c.  melaksanakan ujian sesuai Prosedur Operasi Standar (POS);
d.  mengirimkan  lembar  jawaban  ujian  yang  telah  diisi  oleh  peserta  ujian kepada dinas kabupaten/kota;
e.  menerima hasil ujian dari Tim Pengolah Hasil Ujian di provinsi;
f.   menetapkan dan menyatakan kelulusan peserta ujian;
g.  menerbitkan Ijazah bagi peserta ujian yang dinyatakan lulus;
h.  melaporkan pelaksanaan ujian kepada pejabat yang menugaskannya.







Pasal 12


Pengawasan di ruang ujian dilakukan oleh tim pengawas Ujian Nasional dengan sistem silang antarsekolah/madrasah.

Pasal 13


(1)   Pemindaian (Scanning) Lembar Jawaban Ujian Nasional dilakukan oleh Tim Pengolah Hasil Ujian di Provinsi dengan menggunakan sistem dan standar penilaian yang ditetapkan oleh Pusat Penilaian.
(2)   Data hasil pemindaian diskor oleh Pusat Penilaian.
(3)   Daftar  hasil  Ujian  Nasional  setiap  sekolah/madrasah  diterbitkan  oleh  Tim
Pengolah Hasil Ujian di Provinsi.
(4)   Daftar hasil Ujian Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi atas nama gubernur.
(5)   Pusat Penilaian mengelola arsip permanen dari hasil Ujian Nasional.

Pasal 14


(1)   Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Nasional apabila memiliki nilai lebih besar dari 4,25 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan.
(2)   Pemerintah  daerah  dan/atau  satuan  pendidikan  dapat  menetapkan  batas kelulusan di atas nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3)   Peserta didik yang dinyatakan tamat pada satuan pendidikan dan lulus Ujian
Nasional berhak memperoleh Ijazah.
(4)   Ijazah     diterbitkan     oleh     sekolah/madrasah     penyelenggara     dengan menggunakan blanko ijazah yang disediakan oleh Departemen.
(5)   Peserta didik yang tidak lulus Ujian Nasional dapat diberi surat keterangan oleh satuan pendidikan.
(6)   Surat  keterangan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (5)  menyatakan  bahwa
yang   bersangkutan   telah   tamat   program   pada   satuan   pendidikan   dan digunakan untuk pendaftaran pada Ujian Nasional berikutnya.

Pasal 15

Biaya  penyelenggaraan  Ujian  Nasional  sepenuhnya  menjadi  tanggung  jawab
Pemerintah.
















Pasal 16


(1)   Perorangan,     kelompok,     dan/atau    lembaga    yang        terlibat    dalam penyelenggaraan  Ujian  Nasional  wajib  menjaga  kerahasiaan,  keamanan, dan kelancaran penyelenggaraan Ujian Nasional.
(2)   Setiap orang yang terlibat dalam penyelenggaraan Ujian Nasional diambil
sumpah  sesuai  agama  dan/atau  kepercayaannya  sebelum  melaksanakan tugasnya.
(3)   Perorangan,  kelompok,  dan/atau  lembaga  yang     melakukan  pelanggaran atau   penyimpangan   dalam  penyelenggaraan   Ujian   Nasional   dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 17


Hal-hal yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan Ujian Nasional diatur dalam Prosedur  Operasi                              Standar  (POS)  sebagaimana  tercantum  pada  Lampiran  II Peraturan ini.


Pasal 18

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.



Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal   19  Januari 2005


MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD.
BAMBANG SUDIBYO










 

Izin dan Hak

Tidak Dilarang mengcopy,mencetak atau menyebarkan isi posting kami selama menyertakan sumber aslinya http://smpnangkinang2.blogspot.com; dan tidak untuk keperluan melanggar Undang-Undang dan Hukum yang berlaku

Terima Kasih kami Kepada :

Link Lainnya